September 2008


Salah satu teman dari Jogja mau menjual Sepeda Onthel, bilamana berminat silahkan hubungi sendiri (tanpa perantara) ke Bp. ZiPper No telephon HP : 0818 269 925

SIMPLEX CYCLOIDE 22″

Spesifikasi : piringan & stang original, transmisi rem diganti dgn tromol simplex neo

Harga : call 0818269925

SIMPLEX CYCLOIDE 24″

Spesifikasi : Stang original, transmisi rem replika, velg mingul kondisi 50% ada karat, kunci model gawang (tidak berfungsi), no rangka 07020

Harga : 4.5 juta

FONGERS HZ55

Spesifikasi : Cat original, Torpedo 40-36, velg mingul

Harga : 4 juta

Rangka CycleMaster Rp. 850.000,-

Aksesories

Maskot Sepeda slebor depan Gazelle / Raleigh

Emblem merk di sadel

Emblem Sepeda Gazelle, Batavus, Simplex depan dan slebor belakang

Velg mingul tanpa merk handmade (biasa dipake di gazelle) @Rp.80.000,- per pcs

Salah satu agenda kegiatan COC di bulan suci Ramadhan ini adalah mengunjungi Panti Asuhan untuk saling berbagi memberikan sebagian rejeki. Setelah terkumpul sumbangan dari teman-teman COC maka pada hari Minggu sore tangal 21 September 2008 berdasarkan informasi yang didapat maka kami menuju salah satu Panti Asuhan yang berada di daerah Tigaraksa. Namun sesampainya disana ternyata hanya sebuah yayasan Islam yang baru berdiri dan tidak terdapat Panti Asuhan.

Baru pada hari Senin tanggal 22 September 2008 karena hari tersebut adalah hari kerja, maka hanya kami berdualah yang ditugaskan untuk memberikan sumbangan ke salah satu Panti Asuhan. Tidak ingin kejadian sebelumnya terulang, maka informasi adanya Panti Asuhan kami survey terlebih dahulu.

Sepulang bekerja jam 04 sore saya menjemput mas Bambang, hanya dengan satu sepeda motor kami berdua membawa sumbangan berupa Beras, Mie Instan, dan sejumlah uang untuk disumbangkan di Panti Asuhan “AL-KHOIROT” di daerah Bitung dengan waktu tempuh 30 menit dari rumah mas Bambang bila perjalanan lancar.

Di tengah perjalanan karena beban terlalu berat maka ban sepeda motor bocor. Maju terus … pantang mundur…..jalan terus….. cari tukang tambal ban. Tak lama berselang sambil menunggu di tukang tambal ban….. Azdan Magrib pun berkumandang  Alkhamdulilah……. dengan sebotol minuman kamipun berbuka puasa. Perjalan masih panjang….. dan kami harus melanjutkan untuk menyampaikan amanat dari teman-teman COC.

Menjelang ba’da Isya kami pun tiba di Panti Asuhan Al-Khoirot yang dipimpin oleh Bpk Haji. Anta. Tapi sayang waktu itu kami tidak bertemu dengan beliau karena sedang pergi keluar kota. Menurut informasi dari bu Haji,  jumlah anak yatim-piatu yang di asuh beliau sekitar 50 orang, sebagian besar adalah laki-laki. Anak yatim piatu tersebut selain makan-minum, tempat tinggal, juga mendapatkan pendidikan mengaji dan pendidikan formal secara gratis.

Setelah menyerahkan sumbangan, kamipun pamit untuk pulang. Tetapi lagi-lagi ditengah perjalanan pulang ban sepeda motor bocor lagi padahal baru saja ditambal. Sabar…… sabar……. sabar……

Mas Bambang, duta dari COC menyerahkan sumbangan berupa beras, mie instan dan sejumlah uang yang telah terkumpul dari anggota COC.

Bocor… lagi…… bocor…. lagi…….(biar nggak bocor lagi dilem biru aja….. yang lama dilempar terus beli yang baru … hiks)

Sepeda tahun 1887 – 1900 sudah mulai nyaman untuk dinaiki modelnyapun bervariasi

(lebih…)

Pada masa tersebut, sepeda masih belum memakai rantai (pedal di as roda depan) sehingga ukuran roda depan jauh lebih besar dari pada roda belakang. Anda mau mencoba ???

1879
(lebih…)

Bulan Suci Ramadhan tidak mengurangi agenda kami untuk bersilaturahmi ke sesama penghoby sepeda tua. Pada hari Minggu tanggal 14 September 2008, alkhamdulilah kami diberi waktu dan kesempatan untuk bersilahturahmi ke salah satu penghoby sepeda tua. Walaupun waktu yang diberikan begitu singkat (karena beliau harus segera bertugas) namun kesan yang kami dapatkan begitu mendalam. Tak lupa kami atas nama COC mengucapkan terima kasih atas kesempatan dan waktu yang diberikan kepada kami dan tentunya kenang-kenangannya. Berikut liputannya..

Bel “logo tembok berlin” dan “Hercules” didapat waktu beliau berada di Jerman (ada yang ngiler waktu melihat bel tembok Berlin, sampai-sampai nggak bisa tidur mikirin terus)
(lebih…)

Laman Berikutnya »